Sabtu, 26 Oktober 2013

Paradigma Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering Paradigm)

Prakata


Ketika perangkat lunak telah berhasil dibangun , ketika perangkat lunak tersebut telah sesuai dengan kebutuhan pengguna yang memakainya ,ketika kemampuannya sempurna digunakan dalam waktu yang panjang, ketika perangkat lunak tersebut dapat dengan mudah di modifikasi selama digunakan , ketika perangkat lunak tersebut mudah digunakan maka perangkat lunak dapat merubah siklus hidup sistem menjadi lebih baik. Tetapi ketika perangkat lunak mengalami kegagalan , dan pengguna merasa tidak puas , ketika perangkat lunak cenderung error , ketika perangkat lunak tersebut sulit dimodifikasi dan sulit digunakan maka dapat terjadi sesuatu yang sangat buruk. Kita semua ingin membangun perangkat lunak yang dapat membuat suatu hal menjadi lebih baik , mencegah hal-hal yang tidak diinginkan yang terus mengintai seperti bayangan dibalik error program. Oleh karena itu kita butuh disiplin ilmu untuk membangun dan memodelkan(design) perangkat lunak melalui pendakatan rekayasa perangkat lunak.

When a computer software succeeds—when it meets the needs of the people who use it, when it performs flawlessly over a long period of time, when it is easy to modify and even easier to use—it can and does change things for the better. But when software fails—when its users are dissatisfied, when it is error prone, when it is difficult to change and even harder to use—bad things can and do happen. We all want to build software that makes things better, avoiding the bad things that lurk in the shadow of failed efforts. To succeed, we need discipline when software is designed and built. We  need an engineering approach ” (2001 ,Roger . S. Pressman Ph.D)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar